Kamis, 19 Juli 2012

GUS DUR DAN PANCASILA
Melihat Pancasila, harus melihat Perubahan paling besar yang terjadi pada tahun ‘65 ketika Suharto naik, pancasila mulai ditafsir tunggal oleh Suharto dan militer
Bila kita ingin mengaitkan Pancasila dengan gus dur,ada beberapa sudut pandang yang harus diketahui  :
  • Filosofis keagamaan
  • Sosial politik
  • Startegis taktis
Kenapa gus dur jadi penting dalam pancasila ini?
Sejara dunia tahun 60-70 banyak terjadi pergolakan dunia,karena adanya perang dingin dan meluasnya pengaruh kapitalisme global,dimana gus dur berada dalam pusaran itu.
Di mesir Ikhwanul muslimin sangat kuat tahun 50-80an, tahun 70an revolusi iran, pada tahun yang sama teologi pembebasan diamerika latin dan ada bangkitnya sosialisme dimana gus dur ikut didalamnya seperti Partai Baath di Irak. Semua ini memberi pengaruh terhadap pribadi gus dur dalam memandang pancasila.
Pada akhir 70-an,adalah puncak tafsir tunggal pancasila oleh Suharto, pada ujung ideologi tertutup ini adalah pemaksaan terhadap semua kelompok masyarakat, organisasi sosial dan politik untuk menerapkan Azas pacasila pada semua organisasi. maka terjadilah perdebatan di masyarakat
Menurut cerita dari Romo Frans Magnis Suseno, Gus Dur orang pertama yang menawarkan solusi ketegangan antara agama dan pancasila yaitu dengan cara menerima Pancasila sebagai asas tunggal,yg ditolak oleh kalangan agama baik katolik, protesan maupun kelompok2 islam seperti Muhamadiyah dan lainnya.
Dimunas Situbondo tahun 1983 yang melahirkan Kembali ke Khitah 1926, ketika NU sudah mendeklarasikan akan menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasi,dengan menggeser islam sebagai akidah,semula dalam AD/ART NU hanya ada azas tanpa akidah. Namun setelah menerima Pancasila sebagai Azas Tunggal, AD/ART NU berubah.
Akhirnya dibuatlah dalam AD/ART tersebut, Akidah NU adalah Ahlu Sunnah Wal Jamaah, Azasnya adalah Pancasila.ini bisa ditafsirkan macam2 oleh banyak orang, salah satunya seperti anggapan adanya pemisahan antara agama dan Negara, secara akademik tafsiran ini belum dieksplorasi oleh ilmuwan trmasuk ilmuwan NU.
Sebagai perbandingan dinegara yang umat islamnya besar,pun terjadi pertentangan,yang mana berakhir pada pertumpahan darah.
Di Iran Ideologi yang sebelumnya sekuler ketika revolusi islam menang begitu saja berubah menjadi Ideologi islam,namun di Mesir Ikhwanul muslimin kalah dan disingkirkan oleh partai pemerintah Gamal Abdul Naser,di Pakistan malah gejolak itu lebih parah, memakan korban Presiden Zulfikar Ali Bhuto yang dihukum mati oleh Zia Ul Hak ,dan ternyata nasibnyapun berakhir tragis.

Disini NU punya poin lebih dibawah kepemimpinan Gus Dur, setidak berhasil membawa hubungan yang lebih baik antara Rakyat dan negara, sehingga Menurut Pa Suaedy : Gus dur menegaskan dinegara yang berazaskan pancasila, orang non muslim,aliran kepercayaan  harus dilindungi oleh negara.
Umat Islam selau mengalami masalah tentang keislaman dan keindonesiaan,ada gap antara keduanya, Gus Dur mendorong kedua hal itu mnjadi tunggal, bahwa keislaman dan keindonesiaan itu adalah satu dalam diri kita,jadi dalam diri Orang Islam Indonesia ada toleransi terhadap agama lain,etnis lain,terhadap berbagai perbedaan yang ada.
NU selalu berinteraksi dengan keindonesia, NU sudah melalui tahap tertentu dalam merumuskan hubungan dengan kenegaraan.
Bisa kita lihat Muktamar NU 1936, NU sudah mampu menjawab hubungan NU dengan negara.Negara Kolonial tidak serta merta dikatakan negara kafir,NU harus mempertahankan negara,bukan karena membela negara Kolonial,tapi karena otoritas yg memimpin itu tidak melakukan pelarangan terhadap ibadah/syariatnya orang islam.
NU tidak terjebak pada perangkap bahwa NU adalah komprador/ pembela negara kolonial. Salah satunya Itu bisa dilihat dari Resolusi Jihad KH.Hasyim Asyari tentang perlawanan terhadap negara Kolonial yang dipimpin sekutu (dibonceng oleh NICA).
Ketika terjadi pertentangan keras antara azas islam dan azas Pancasila. KH.Wahid Hasyim adalah salah satu perumus kompromi diantar dua pemikiran besar diatas, yang akhirnya menjadi solusi sampai sekarang dan juga menjadi masalah sampai sekarang, yaitu penghapusan 7 kata di Piagam Jakarta.
Persoalan sekarang ini adalah Proses pembentukan negara yang belum selesai,karena masih adanya tarik menarik ideologi seperti yang terjadi pada masa orde baru antara NU dan Rezim Suharto yang mendefenisikan negara seperti apa yang mesti dibangun.
Belum selesainya proses pembentukan negara ini, karena masih ada elemen bangsa yg mempermasalahkan Pancasila,seperti pada masa awal penerimaan pancasila yang ditolak sebagian besar organisasi masyarakat.
NU dibawah gus dur telah mempelopori diterimanya Asas Pancasila sebagai asas organisasi. Dalam pandangan NU bila Negara tidak berazaskan Pancasila negara ini akan terpecah belah dalam berbagai sekat suku dan agama , Negara Pancasila adalah pilihan ideal bagi Indonesia, bila kita ingin hidup bersama.
Setidaknya sejarah sudah mencatat, Gus Dur melalui NU telah melakukan terobosan besar dan mempunyai punya peranan penting terhadap negara ini karena telah mengambil keputusan bahwa Pancasila dan NKRI adalah hasil final bagi perjuangan umat islam dan manfaatnya dirasaskan seluruh rakyat Indonesia.
Seorang peserta diskusi memberi perumpamaan ” Foto yang bagus itu akan terlihat bagus bila diberi bingkai,begitupun Islam akan terlihat lebih baik bila dibingkai dengan pancasila”

Diskusi ini dinarasumberi oleh : Ahmad Suaedy  (Wahid Institute) dan  Enceng Sobirin (Sekjen PBNU)
sumber:http://gusdurian.net/news/2011/10/13/79/gus_dur_dan_pancasila.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar